RSS

Senin, 26 April 2010

1. Parameter Boolean digunakan untuk ?
a. Tipe data Boolen membentuk tampilan nilai boolen selebar n karakter rata kanan
b. String lebar
c. Numeric buat n
d. Tipe data karakter

2. Tampilan default adalah ?
a. Utuk mengatur bentuk huruf
b. Tampilan mengikuti bentuk yang sudah diteteapkan pascal
c. Tampilan nilai realmenempati posisi 18 digit
d. Digunakan menampilkan kursor

3. Struktur IF tersaran adalah
a. Syarat yang diseleksi
b. Digunakan untuk meletakan kursor
c. Suatu statemen IF yang berada dalam lingkungan statemen IF
d. Memilih dengan kemungkinan lebih dari dua

Senin, 15 Februari 2010

VARIABEL DAN TIPE DATA
Bahasa pemrograman pada umumnya, mengenal adanya variabel yang
digunakan untuk menyimpan nilai atau data. Sedangkan Java sendiri dikenal sebagai
bahasa pemrograman dengan sifat strongly typed yang artinya diharuskan
mendeklarasikan tipe data dari semua variabel, dan apabila lupa atau salah mengikuti
aturan pendeklarasian variabel, maka akan mendapatkan error pada saat proses
kompilasi.
A. Tipe Data
Java memiliki tipe data yang dapat dikategorikan menjadi dua
kelompok, yaitu tipe data primitif dan referensi.
1. Tipe Data Primitif
Delapan macam tipe data primitif dalam pemrograman Java, yaitu :
a. Integer ( Bilangan Bulat )
Integer merupakan tipe data numerik yang digunakan apabila
tidak berurusan dengan pecahan atau bilangan desimal. Tipe data
numerik yang termasuk integer adalah sebagai berikut :
Tipe Deskripsi
Byte Memiliki nilai integer dari -128 sampai +127 dan menempati
1 byte ( 8 bits ) di memori
Short Memiliki nilai integer dari -32768 sampai 32767 dan
menempati 2 bytes ( 16 bits ) di memori
Int Memiliki nilai integer dari -2147483648 sampai 2147483647
dan menempati 4 bytes ( 32 bits ) di memori
Long Memiliki nilai dari -9223372036854775808 sampai
9223372036854775807 dan menempati 8 bytes ( 64 bits ) di
memori
Bilangan integer biasanya menggunakan int, dan bukan byte,
short maupun long. Bilangan integer juga mengenal nilai positif dan
negatif ( signed number ). Tipe data byte dan short hanya digunakan
pada aplikasi khusus yang memperhatikan penggunaan memori.
Sedangkan long jarang digunakan karena jarang memerlukan bilangan
sebesar kapasitas long.
9
b. Floating Point ( Bilangan Pecahan )
Floating Point digunakan untuk menangani bilangan desimal
atau perhitungan yang lebih detail dibanding integer. Ada dua macam
floating point, yaitu :
Tipe Deskripsi
Float memiliki nilai -3.4x108 sampai +3.4x108 dan menempati 4
byte di memori
Double memiliki nilai -1.7x10308 sampai +1.7x10308
Semua bilangan pecahan atau desimal dalam Java tanpa
diakhiri huruf f akan dianggap sebagai double. Sedangkan bilangan
yang ingin dikategorikan sebagai float harus diakhiri dengan huruf F.
Misalnya : 4.22 F atau 2.314f.
Sedangkan untuk bilangan double, bisa menambah dengan
huruf D, karena secara default bilangan dengan koma atau pecahan
atau desimal akan dianggap sebagai double.
c. Char
Char adalah karakter tunggal yang didefinisikan dengan
diawali dan diakhiri dengan tanda ‘ ( petik tunggal ). Char berbeda
dengan String, karena String bukan merupakan tipe data primitif,
tetapi sudah merupakan sebuah objek. Tipe char mengikuti aturan
unicode, sehingga dapat menggunakan kode /u kemudian diikuti
bilangan dari 0 sampai 65535, tetapi yang biasa digunakan adalah
bilangan heksadesimal dari 0000 sampai FFFF.
Misalnya : ‘\u123’
Selain karakter biasa, juga terdapat karakter khusus yang
didefinisikan dengan cara mengawalinya menggunakan tanda \ seperti
pada tabel berikut :
Kode Nama Nilai Unicode
\b Backspace \u0008
\t Tab \u0009
\n Linefeed \u000a
10
\r Carriage return \u000d
\* Double quote \u0022
\’ Single quote \u0027
\\ Backslash \u005c
d. Boolean
Dalam Java dikenal tipe data boolean yang terdiri dari dua nilai
saja, yaitu true dan false. Boolean sangat penting dalam mengevaluasi
suatu kondisi, dan sering digunakan untuk menentukan alur program.
2. Tipe Data Referensi
Kelebihan pemrograman berorientasi objek adalah dapat
mendefinisikan tipe data baru yang merupakan objek dari class tertentu.
Tipe data ini digunakan untuk mereferensikan objek atau class tertentu,
seperti String.
Latihan 2. TipeData.java
class TipeData {
public static void main(String[] args) {
// Tipe data primitif
long data1 = 546767226531;
int data2 = 2235641;
short data3 = 714;
byte data4 = 34;
float data6 = (float) 1.733; // tipe data pecahan
double data5 = 4.967; // tipe data pecahan
char data7 = 'C';
boolean data8 = true;
System.out.println("Nilai Long : "+ data1);
System.out.println("Nilai Int : "+ data2);
System.out.println("Nilai Short : "+ data3);
System.out.println("Nilai Byte : "+ data4);
System.out.println("Nilai Double : "+ data5);
System.out.println("Nilai Float : "+ data6);
System.out.println("Nilai Char : "+ data7);
System.out.println("Nilai Boolean : "+ data8);
}
}
11
B. Variabel
Variabel merupakan container yang digunakan untuk menyimpan
suatu nilai pada sebuah program dengan tipe tertentu. Untuk mendefinisikan
variabel, kita dapat menggunakan identifier untuk menamai variabel tersebut.
1. Identifier
Identifier adalah kumpulan karakter yang dapat digunakan untuk
menamai variabel, method, class, interface, dan package. Sebagaimana
bahasa pemrograman pada umumnya, Java memiliki peraturan untuk
identifier yang valid atau sah. Identifier bisa disebut valid atau sah apabila
diawali dengan :
Huruf / abjad
Karakter mata uang
Underscore ( _ )
Identifier dapat terdiri dari :
Huruf / abjad
Angka
Underscore ( _ )
Identifier tidak boleh mengandung @, spasi atau diawali dengan
angka. Selain itu, identifier tidak boleh menggunakan keyword atau katakata
yang memiliki arti atau digunakan dalam pemrograman Java. Daftar
Keyword Java :
abstract double int strictfp
boolean flse static super
break fxtends long switch
byte final native synchronized
case finally new this
catch float package throw
12
char for private throws
class goto protected transient
const if public try
continue implements return void
default import short volatile
do instanceof interface while
Selain menggunakan karakter biasa, kita juga dapat menggunakan
unicode sebagai identifier.
2. Mendeklarasikan Variabel
Sintaks dasar :
[tipe data] [nama variabel]
Menuliskan tipe data dari variabel, contoh :
int bilangan;
char karakter;
float bildesimal;
boolean status;
Setelah mendeklarasikan variabel dengan tipe data, selanjutnya
memberikan nilai variabel tersebut dengan tanda = .
bilangan = 20;
karakter = ‘k’;
bildesimal = 22.2f;
status = true;
Dapat juga mendeklarasikan dan memberikan nilai dalam satu baris.
int bilangan = 20;
char karakter = ‘k’;
float bildesimal = 22.2f;
boolean status = true;
Kita dapat membuat variabel menjadi konstanta yang tidak dapat
diubah nilainya dengan menambahkan keyword sebelum tipe data dari
variabel.
Contoh :
final int konstantainteger = 10;
final float pajak = 15.5;
13
Agar konstanta ini dapat diakses oleh class lain tanpa harus
membuat objek terlebih dahulu, maka kita dapat menambahkan modifier
public dan keyword static seperti berikut :
public static final konstantainteger = 10;
Latihan 3. Variabel.java
class Variabel {
static int a;
public static void main(String[] args) {
int x; // variabel x ini dikenal di seluruh method main()
x = 10;
a = 2; //variabel a juga dikenal di sini
System.out.println("Nilai a : " + a);
{ //awal dari blok baru
int y; // variabel ini hanya dikenal di dalam blok code ini saja
y = 5;
System.out.println("Nilai x : " + x); //variabel x dikenal di sini
System.out.println("Nilai a : " + a); //variabel a juga dikenal di sini
{ //nested blok
int z;// variabel ini hanya dikenal di dalam nested blok ini saja
z = 20;
// variabel x,y dan a dikenal di dalam nested blok ini
System.out.println("Nilai x + y + z + a : " + (x + y + z + a));
} //akhir dari nested blok
//z = 11; // variabel z tidak lagi dikenal di sini
//variabel y masih dikenal di sini karena masih dalam blok
//code tempat ia dideklarasikan
System.out.println("Nilai y : " + y);
} //akhir dari blok baru
//y = 12; // variabel y tidak dikenal di sini
//variabel x masih dikenal di sini karena masih dalam blok
//code tempat ia dideklarasikan
System.out.println("Nilai x : " + x);
}
}
14
LATIHAN
1. Apa perbedaan antara tipe data primitif dan tipe data referensi ?
2. Apa yang dimaksud member variabel, static variabel, dan local
variabel ?
3. Buatlah program untuk menghitung luas :
Segitiga
Lingkaran
Bujursangkar
Empat Persegi Pajang

Rabu, 03 Februari 2010

Bilangan Biner

Bilangan Biner

Sebagai contoh dari bilangan desimal, untuk angka 157:

157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1)

Perhatikan! bilangan desimal ini sering juga disebut basis 10. Hal ini dikarenakan perpangkatan 10 yang didapat dari 100, 101, 102, dst.

Mengenal Konsep Bilangan Biner dan Desimal
Perbedaan mendasar dari metoda biner dan desimal adalah berkenaan dengan basis. Jika desimal berbasis 10 (X10) berpangkatkan 10x, maka untuk bilangan biner berbasiskan 2 (X2) menggunakan perpangkatan 2x. Sederhananya perhatikan contoh di bawah ini!

Untuk Desimal:
14(10) = (1 x 101) + (4 x 100)
= 10 + 4
= 14

Untuk Biner:
1110(2) = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
= 8 + 4 + 2 + 0
= 14

Bentuk umum dari bilangan biner dan bilangan desimal adalah :
Biner 1 1 1 1 1 1 1 1 11111111
Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1 255
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7

Sekarang kita balik lagi ke contoh soal di atas! Darimana kita dapatkan angka desimal 14(10) menjadi angka biner 1110(2)?

Mari kita lihat lagi pada bentuk umumnya!
Biner 0 0 0 0 1 1 1 0 00001110
Desimal 0 0 0 0 8 4 2 0 14
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7




Mari kita telusuri perlahan-lahan!
• Pertama sekali, kita jumlahkan angka pada desimal sehingga menjadi 14. anda lihat angka-angka yang menghasilkan angka 14 adalah 8, 4, dan 2!
• Untuk angka-angka yang membentuk angka 14 (lihat angka yang diarsir), diberi tanda biner “1”, selebihnya diberi tanda “0”.
• Sehingga kalau dibaca dari kanan, angka desimal 14 akan menjadi 00001110 (terkadang dibaca 1110) pada angka biner nya.

Mengubah Angka Biner ke Desimal
Perhatikan contoh!
1. 11001101(2)
Biner 1 1 0 0 1 1 0 1 11001101
Desimal 128 64 0 0 8 4 0 1 205
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7

Note:
• Angka desimal 205 didapat dari penjumlahan angka yang di arsir (128+64+8+4+1)
• Setiap biner yang bertanda “1” akan dihitung, sementara biner yang bertanda “0” tidak dihitung, alias “0” juga.

2. 00111100(2)
Biner 0 0 1 1 1 1 0 0 00111100
0 0 0 32 16 8 4 0 0 60
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7

Mengubah Angka Desimal ke Biner
Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode pembagian dengan angka 2 sambil memperhatikan sisanya.
Perhatikan contohnya!
1. 205(10)
205 : 2 = 102 sisa 1
102 : 2 = 51 sisa 0
51 : 2 = 25 sisa 1
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1  sebagai sisa akhir “1”

Note:
Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah yang berarti 11001101(2)

2. 60(10)
60 : 2 = 30 sisa 0
30 : 2 = 15 sisa 0
15 : 2 = 7 sisa 1
7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1  sebagai sisa akhir “1”
Note:
Dibaca dari bawah menjadi 111100(2) atau lazimnya dituliskan dengan 00111100(2). Ingat bentuk umumnnya mengacu untuk 8 digit! Kalau 111100 (ini 6 digit) menjadi 00111100 (ini sudah 8 digit).

Aritmatika Biner
Pada bagian ini akan membahas penjumlahan dan pengurangan biner. Perkalian biner adalah pengulangan dari penjumlahan; dan juga akan membahas pengurangan biner berdasarkan ide atau gagasan komplemen.

Penjumlahan Biner
Penjumlahan biner tidak begitu beda jauh dengan penjumlahan desimal. Perhatikan contoh penjumlahan desimal antara 167 dan 235!

1  7 + 5 = 12, tulis “2” di bawah dan angkat “1” ke atas!
167
235
---- +
402

Seperti bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang sama. Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner berikut:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 1 = 0  dan menyimpan 1

sebagai catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah :
1 + 1 + 1 = 1  dengan menyimpan 1

Dengan hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan di atas, kita dapat melakukan penjumlahan biner seperti ditunjukkan di bawah ini:



1 1111  “simpanan 1” ingat kembali aturan di atas!
01011011  bilangan biner untuk 91
01001110  bilangan biner untuk 78
------------ +
10101001  Jumlah dari 91 + 78 = 169

Silahkan pelajari aturan-aturan pasangan digit biner yang telah disebutkan di atas!

Contoh penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan!
11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
1100 bilangan 3)
11011 bilangan 4)
1001 bilangan 5)
-------- +

untuk menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk lebih mudahnya perhitungan dilakukan bertahap!

11101 bilangan 1)
10110 bilangan 2)
------- +
110011
1100 bilangan 3)
------- +
111111
11011 bilangan 4)
------- +
011010
1001 bilangan 5)
------- +
1100011  Jumlah Akhir .

sekarang coba tentukan berapakah bilangan 1,2,3,4 dan 5! Apakah memang perhitungan di atas sudah benar?

Pengurangan Biner
Pengurangan bilangan desimal 73426 – 9185 akan menghasilkan:

73426  lihat! Angka 7 dan angka 4 dikurangi dengan 1
9185  digit desimal pengurang.
--------- -
64241  Hasil pengurangan akhir .

Bentuk Umum pengurangan :
0 – 0 = 0
1 – 0 = 0
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1  dengan meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya!

Untuk pengurangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama. Coba perhatikan bentuk pengurangan berikut:

1111011  desimal 123
101001  desimal 41
--------- -
1010010  desimal 82

Pada contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”. Perhatikan contoh berikut!

0  kolom ke-3 sudah menjadi ‘0’, sudah dipinjam!
111101  desimal 61
10010  desimal 18
------------ -
101011  Hasil pengurangan akhir 43 .

Pada soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada kolom ke-2. Lihat Bentuk Umum!

7999  hasil pinjaman
800046
397261
--------- -
402705

Sebagai contoh pengurangan bilangan biner 110001 – 1010 akan diperoleh hasil sebagai berikut:

1100101
1010
---------- -
100111







Komplemen
Salah satu metoda yang dipergunakan dalam pengurangan pada komputer yang ditransformasikan menjadi penjumlahan dengan menggunakan minusradiks-komplemen satu atau komplemen radiks. Pertama-tama kita bahas komplemen di dalam sistem desimal, dimana komplemen-komplemen tersebut secara berurutan disebut dengan komplemen sembilan dan komplemen sepuluh (komplemen di dalam system biner disebut dengan komplemen satu dan komplemen dua). Sekarang yang paling penting adalah menanamkan prinsip ini:

“Komplemen sembilan dari bilangan desimal diperoleh dengan mengurangkan masing-masing digit desimal tersebut ke bilangan 9, sedangkan komplemen sepuluh adalah komplemen sembilan ditambah 1”


Lihat contoh nyatanya!
Bilangan Desimal 123 651 914
Komplemen Sembilan 876 348 085
Komplemen Sepuluh 877 349 086  ditambah dengan 1!

Perhatikan hubungan diantara bilangan dan komplemennya adalah simetris. Jadi, dengan memperhatikan contoh di atas, komplemen 9 dari 123 adalah 876 dengan simple menjadikan jumlahnya = 9 ( 1+8=9, 2+7=9 , 3+6=9 )!
Sementara komplemen 10 didapat dengan menambahkan 1 pada komplemen 9, berarti 876+1=877!

Pengurangan desimal dapat dilaksanakan dengan penjumlahan komplemen sembilan plus satu, atau penjumlahan dari komplemen sepuluh!

893 893 893
321 678 (komp. 9) 679 (komp. 10)
---- - ---- + ---- +
572 1571 1572
1
---- +
572  angka 1 dihilangkan!

Analogi yang bisa diambil dari perhitungan komplemen di atas adalah, komplemen satu dari bilangan biner diperoleh dengan jalan mengurangkan masing-masing digit biner tersebut ke bilangan 1, atau dengan bahasa sederhananya mengubah masing-masing 0 menjadi 1 atau sebaliknya mengubah masing-masing 1 menjadi 0. Sedangkan komplemen dua adalah satu plus satu. Perhatikan Contoh .!

Bilangan Biner 110011 101010 011100
Komplemen Satu 001100 010101 100011
Komplemen Dua 001101 010110 100100


Pengurangan biner 110001 – 1010 akan kita telaah pada contoh di bawah ini!

110001 110001 110001
001010 110101 110110
--------- - --------- + --------- +
100111 100111 1100111
dihilangkan!

Alasan teoritis mengapa cara komplemen ini dilakukan, dapat dijelaskan dengan memperhatikan sebuah speedometer mobil/motor dengan empat digit sedang membaca nol!

Sistem Oktal dan Heksa Desimal
Bilangan oktal adalah bilangan dasar 8, sedangkan bilangan heksadesimal atau sering disingkat menjadi heks. ini adalah bilangan berbasis 16. Karena oktal dan heks ini merupakan pangkat dari dua, maka mereka memiliki hubungan yang sangat erat. oktal dan heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner!

1. Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi bilangan biner !

6 3 0 5  oktal
110 011 000 101  biner

Note:
• Masing-masing digit oktal diganti dengan ekivalens 3 bit (biner)
• Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Oktal di bawah!

2. Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan biner !

heks  biner
5  0101
D  1101
9  1001
3  0011

Note:
• Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah 0101110110010011
• Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Heksadesimal di bawah!

3. Ubahlah bilangan biner 1010100001101 menjadi bilangan oktal !

001 010 100 001 101  biner
3 2 4 1 5  oktal

Note:
• Kelompokkan bilangan biner yang bersangkutan menjadi 3-bit mulai dari kanan!

4. Ubahlah bilangan biner 101101011011001011 menjadi bilangan heks !

0010 1101 0110 1100 1011  biner
2 D 6 C B  heks







Tabel Digit Oktal
Digit Oktal Ekivalens 3-Bit
0 000
1 001
2 010
3 011
4 100
5 101
6 110
7 111



Tabel Digit Heksadesimal
Digit Desimal Ekivalens 4-Bit
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
A (10) 1010
B (11) 1011
C (12) 1100
D (13) 1101
E (14) 1110
F (15) 1111
 
Copyright 1tkj 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .